Tampilkan postingan dengan label Hari Raya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hari Raya. Tampilkan semua postingan

Selasa, 29 Juli 2014

Selamat Idul Fitri 1435 H

Selamat Hari Raya Idul Fitri Saudara-saudaraku. Mohon maaf lahir dan batin ya..
Mohon maaf untuk postingan Aku yang kurang enak dibaca, yang bikin hati kesel, yang bikin kalian BT. Maaf yaaa...
Semoga ucapan maaf ini bukan sekedar penyemarak hari raya aja, tapi tulus dari dalam hati :)

Ngomong-ngomong lebaran, sedikit flashback ke masa Aku masih bocah-bocah tengil dulu.
Sekolah masih di level Dasar, tapi kelakuan layaknya jagoan :D
Kalau udah lebaran gini, Aku sama temen-temen di rumah, akan keliling rumah warga se-RT.
Ngapain?
Ceritanya sih silahturahmi :p

Pagi-pagi di hari Lebaran pertama, Aku udah mandi dan rapi dengan (ikut-ikutan) pakai baju baru. Begitu teman-teman Aku datang ke rumah, Kami berbaris dan Ibu Aku akan berbagi uang kertas berwarna hijau yang gambarnya orang utan. Jumlah yang diterima, tergantung sari umur Kami. Setelah THR dari Ibu Aku, Kami langsung pindah ke rumah tetangga sambil jemput teman Kami yang lain. Situasi ga beda sama di rumah Aku. Pasti Kami dipersilahkan masuk, disajikan kue-kue dan minuman dingin. Nah kalau sudah selesai, moment yang Kami tunggu adalah waktu Kami berbaris untuk dapetin amplop kecil-kecil. Begitu seterusnya sampai habis rumah warga di RT Ku Kami kunjungin.
Dan itu biasanya sudah siang hari.
Nah begitu selesai, Kami ga langsung pulang ke rumah masing-masing, tapi Kami akan kumpul di teras rumah salah satu teman, dan menghitung jumlah amplop kecil dan isinya hasil Kami berkeliling hari itu. Setelah itu Kami ke warung yang jual es krim walls. Prestis banget sebuah es krim pada jaman itu :D Kami kemudian membeli masing-masing sebuah es krim kesukaan dan makan ramai-ramai di tengah panasnya matahari.
Begitulah ceritaku pada masa itu yang sering ikut-ikutan lebaran.
Precious moment yang ga bisa keulang, yang cuma bisa dikenang. :)
Walaupun Aku ga berlebaran, tapi ga ada larangan Aku ikutan tradisi silahturahminya dan nikmatin euphoria Lebarannya. :)

Kalau Kalian pasti tiap Tahun selalu punya moment Lebaran yang super. :)
Semoga kegiatan silahturahmi Kita ga cuma saat Lebaran, tapi terus-terusan yah..

Thank you for stopping by! ^^

Senin, 26 Maret 2012

Malam Pengerupukan Banjar Jakarta Utara di Monas

22 Maret 2012 adalah hari Pengerupukan. Sehari sebelum hari raya Nyepi dimana umat Hindu biasanya melakukan Tawur Agung, yaitu pembersihan Bhuana Agung (alam semesta) melalui serangkaian acara dan persembahyangan. Umat Hindu di Jabodetabek, biasanya melakukan upacara Tawur Agung ini di Monas. Ga cuma di Bali yang ada pawai Ogoh-ogoh saat malam pengerupukan, di Jakarta juga ada. Ga cuma sekedar pawai Ogoh-ogoh di Monas. Tapi malam pengerupukan itu sekaligus dijadikan ajang untuk Parade Budaya. Disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Bang Fauzi Bowo, perlombahan parade Ogoh-ogoh dan kesenian lain seperti Tanjidor, Marawis, dan Ondel-Ondel yang merupakan kesenian asli Betawi. Selain itu ada aksi Barong Sai juga. Jadi ga cuma ada Ogoh-Ogoh beraneka rupa di sana.
Sebenarnya Ogoh-ogoh dipersembahkan kepada Bhuta Kala (Setan) yang dianggap mengganggu kehidupan manusia. Nantinya Ogoh-ogoh akan dibakar, sehingga Bhuta Kala (setan) tersebut tidak mengganggu manusia dalam melakukan Catur Brata Penyepian keesokan harinya.

Aku adalah salah satu warga Jakarta yang tinggal di dalam lingkungan Banjar Jakarta Utara. Kami Banjar Jakarta Utara juga turut serta meramaikan Parade Budaya tersebut. Tema Ogoh-Ogoh Br.Jakarta Utara kali ini adalah Sang Kala Rau. Bercerita tentang Bhuta Kala yang menyamar menjadi sosok Dewa ingin merebut Tirta Amerta (Air Suci) agar dapat Hidup Abadi seperti para Dewa. Kala Rau menyamar menjadi sosok Dewa Brahma, dan merebut Tirta Amerta. Namun penyamarannya segera diketahui oleh Dewa Wisnu, seketika juga saat Kala Rau sedang meminum Tirta Dewa Wisnu melemparkan Cakra-Nya. Kepala Kala Raupun terputus karena itu dan Ia gagal meminum Tirta Amerta tersebut.
Kira-kira begitulah sekilas cerita ogoh-ogohnya. Keseruan kami di Monas, aku tangkap sedikit dengan kamera HP seadanya.





Anak-anak Br.Jakarta Utara juga ikutan negen Ogoh-ogoh.


Dan tentunya aku dan teman-teman juga ga mau kalah jeprat jepret sebelum kami semua ikut parade berjalan melintasi Jalan Merdeka Selatan.





Oiya aku nemu beberapa foto dari Media Online yang sempat mengabadikan keseruan rombongan Br.Jakarta Utara. 
















Ada juga foto favorit dari Br.Jakarta Utara yang aku suka saat parade Ogoh-Ogoh kemarin, yaitu




Sang Kala Rau




Barong dan Rangda Simbol Rwa Bhineda(Baik dan Buruk)


Terima Kasih. Sekian sekilas cerita tentang partisipasi Banjar Jakarta Utara saat parade Ogoh-Ogoh di Monas, 22 Maret 2012 Kemarin. 


T.E.R.I.M.A  K.A.S.I.H

Selasa, 20 Maret 2012

Melasti 2012 DKI Jakarta

Minggu, 18 Maret 2012 Seluruh Umat Hindu Jakarta melakukan upacara melasti di Pura Segara, Cilincing, Jakarta Utara. Sejak Pukul 15.00WIB umat mulai berdatangan sampai pada pukul 17.00 WIB, seluruh umat dari sekitar 22 Pura di Jakarta sudah berkumpul di Pura Segara untuk melakukan persembahyangan bersama.
Upacara melasti bertujuan untuk melebur segala macam kekotoran pikiran, perkataan dan perbuatan, serta memperoleh air suci (angemet tirta amerta) untuk kehidupan.Pelaksanaannya dapat dilakukan di laut, danau, dan pada sumber/ mata air yang disucikan. Bagi pura yang memiliki pratima atau pralingga sebaiknya mengusungnya ke tempat patirtan tersebut di atas.

Upacara Melasti dipuput oleh Romo Beratha Puja Sejati dari Cilincing-Jakarta Utara. Pada saat upacara melasti ini, turut juga hadir Bapak Wali Kota Jakarta Utara, Bambang Sugiono, dan perwakilan dari umat beragama lain. Dan Bapak Wali Kota sempat meninjau lokasi upcara, yaitu Pura Segara, dan memberika sambutan yang intinya kita semua bisa hidup damai karena adanya toleransi umat beragama
Berikut beberapa foto saat prosesi upacara melasti.


*umat bersiap untuk melakukan persembahyangan. 





*pinandita selepas mengambil tirta dari laut. 


**Dan ini sedikit share berita melasti kita di Jakarta dengan semeton di Bali atau mungkin di Indonesia. :) 



Terima kasih teman sudah nyimak. 

sumber gambar dan berita:
http://foto.detik.com/readfoto/2012/03/18/211701/1870402/157/8/di-jakarta-ribuan-umat-hindu-rayakan-melasti
http://www.tribunnews.com/2012/03/18/upacara-melasti-sucikan-diri-dari-segala-kekotoran

Rabu, 21 September 2011

Pura Gunung Salak

Om Swastiyastu.
Selamat berkunjung kembali ke blognya atid. Kali ini aku mau cerita persembahyangan odalan di Parahyangan Agung Jagatkartta Taman Sari Gunung Salak, atau lebih dikenal dengan sebutan Pura Gunung Salak.
Tepat 12 September 2011 kemarin berlangsung Pujawali ke VI di Pura Gunung Salak. Berhubung everyday is saturday buat aku, aku ikut Bapakku ke Pura Dalem untuk bareng-bareng ngiring Pekuluh Pura Dalem dan Pura Segare ke Gunung Salak. Namun sayang, Hyang Widhi berkehendak lain sama aku. Sesampainya di sana, aku datang bulan. Hiks. Jadi cuma mejeng doang, ga ikutan sembahyang.

Tapi ga apa. Ga sembahyang tepat saat odalan, tapi bisa tetep sembahyang di masa-masa odalan. Hari Sabtunya aku dan Ibuku bersama warga tempek sampur, Jakarta Utara, rame-rame menyewa bus untuk berangkat bareng dan sembahyang bareng ke Pura Gunung Salak. Senaaaaangnya... akhirnya aku bisa sembahyang juga di sana. Thank God.


Nih aku mau kasih beberapa poto Pura Gunung Salak,.






Oiya, sekilas aja ya. Kenapa Pura Gunung Salak disebut dengan "Parahyangan Agung Jagatkartta Tamansari Gunung Salak". Klo dari yang aku baca, nama pura yang telah disepakati bernama "Parahyangan Agung Jagatkartta Tamansari Gunung Salak" diambil berdasarkan filosofi penciptaan alam semesta, dimana ketika Ida Sang Hyang Widhi Wasa menciptakan alam semesta serta menurunkan ajaran Sang Hyang Catur Veda; bergelar sebagai Sang Hyang Jagatkartta, (Lontar Widhi Sastra Catur Yuga Gria Aan Kelungkung).

Jawa Barat semasa pemerintahan Prabhu Sri Baduga Maharaja (Raja Siliwangi); agama Veda(Hindu) adalah agama kerajaan artinya, raja dan rakyat Jawa barat memeluk agama Hindu. Jawa Barat sendiri merupakan tempat pertama masuknya ajaran Veda/ agama Hindu di pulau Jawa. Setelah itu menyebar ke Jawa Tengah dan Timur, yang berlanjut hingga ke Bali. Di Jawa Timur juga terdapat penyebaran ajaran Veda (agama Hindu langsung dari India yang terjadi pada kurun waktu berikutnya).

Berdasarkan hal tersebutlah, pura yang berlokasi di lereng Gunung Salak, yang di dalamnya juga terdapat candi sebagai stana Dewa Hyang Prabhu Siliwangi Shri Baduga Maharaja ini diberi nama "Parahyangan Agung Jagatkartta". Wilayah pura ini juga dikenal sebagai desa dan sekaligus kecamatan Tamansari di lereng Gunung Salak. Kemudian kata "Tamansari Gunung Salak" menjadi kesatuan utuh, melekat dengan nama pura. Secara lengkap disebut sebagai


"PARAHYANGAN AGUNG JAGATKARTTA TAMANSARI GUNUNG SALAK".

Parahyangan berarti tempat para Hyang/ Widhi; Agung berarti besar, mulia; Jagat berarti bumi; Kartta berarti lahir, muncul; Tamansari berarti tempat yang indah, dan kebetulan juga merupakan nama kecamtan setempat. Sehingga keseluruhan nama tersebut memiliki makna, "Pura yang berlokasi di tempat indah kecamatan Tamansari Gunung Salak adalah untuk memuliakan Tuhan Yang Maha Agung".

Begitu teman-teman sekilas tentang nama pura yang bagus itu. Oiya, untuk pujawali pura telah disepakati dan ditetapkan pada Purnama Sasih Ketiga. Tentunya dengan berbagai pertimbangan yayasan dan para pengurus pura.

Aku rasa segitu saja informasi yang bisa aku kasih tentang Pura Gunung Salak. Klo mau lebih, bisa dateng langsung ke sana, sekalian sembahnyang atau ngayah mungkin.
Dan tentunya setelah sembahyang aku ga mau melewatkan waktu untuk berpoto di depan Kori Agung.




terima kasih sudah nyimak.

Sabtu, 12 Maret 2011

moment of nyepi

Wanna tell story about nyepi that was celebrated two weeks ago.
Wanna share some photos too.
Hihii..
Nyepi.

What is Nyepi??
Nyepi day is Balinese day of Silent, which falls on the following dark moon and open new year of Saka Hindu. It is based on Balinese calender system.
What kind of Balinese calender system?
There are two system in Balinese calender.The First is "Pawukon" or "Wuku" which means Week. The second is "Sasih" which means month.
The Pawukon, a 210-day ritual calendar brought over from Java in the 14th century, is a complex cycle of numerological conjunctions that provides the basic schedule for ritual activities on Bali.
Sasih, a parallel system of Indian origin, is a twelve month lunar calendar that starts with the vernal equinox and is equally important in determining when to pay respect to the Gods.

When the Balinese celebrate nyepi?
Before the Balinese celebrate nyepi, there are some ceremony which leads it.
The firs is Melasti or Mekiyis or Melis. Its usually celebrate three days before nyepi.The Balinese goes to the ocean or lake or river to take Amerta (holy water, source of eternal life) and clean their self with sprinkling that water to their self and also to the Pratima or Arca or Pralingga. 
The aim of this ceremony is to clean all nature and its content.

The second is Tawur Kesanga. This ceremony celebrate a day before nyepi.
The Balinese usually make an Ogoh-ogoh as a symbol of evil. In Bali Ogoh-ogoh will be paraded around the village accompanied by bleganjur. Bleganjur is a Balinese gamelan music.
In Jakarta a Balinese celebrate this ceremony at Monas. We also make an Ogoh-ogoh and then paraded around Monas. And the government of DKI Jakarta support this ceremony.
In the evening, the Hindus celebrating Ngerupuk, start making noises and light burning torches and set fire to the Ogoh-ogoh in order to get the Bhuta Kala, evil spirits, out of our lives.

The third is Nyepi.
Balinese do catur brata penyepian. There are :
1. Amati Geni its mean not turn on the fire. The fire here means We  "turn off" our desire.
2.Amati Karya its mean we are not allowed to do activity for physical interest. But we have to do activity to purify spiritual.
3. Amati Lelungaan its mean we are not allowed to go anywhere. But we have to introspection.
4. Amati lelanguan its mean we are not allowed to have fun. But we have to concentrate our mind to the GOD, Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Usually in Bali there is no activity to do. Light is kept to minimum or not at all.
On Nyepi the world expected to be clean and everything starts anew, with Man showing his symbolic control over himself and the "force" of the World, hence the mandatory religious control.

The last, After Nyepi and Catur brata penyepian is over people celebrate Ngembak Geni. We are the Hindus usually visit to forgive each other and doing Dharma Santhi.

Okay there are some story about Nyepi day.
Now I will share some photos when Banjar Jakarta Utara and me celebrate Tawur Kesanga at Monas.

North Jakarta's Ogoh-ogoh


Preparing for Parade


Contingent North Jakarta in Action


documented by Dashyat


Denny Cagur feat Bhuta Kala Berawi from North Jakarta


Ogoh-ogoh as contestant number five


Pondok Gede's (TMII) Ogoh-ogoh

Showing in front of Governor


Walking across Monas

And also me and my friends,
 



That's all I got. Because I didn't bring my camera at that moment.
hiks.

Jumat, 04 Maret 2011

Nyepi Holiday..



Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Selalu Memberikan Kesehatan, Keselamatan, 
dan Kebahagiaan untuk Kita Semua
Svaha.

*maap ya kaka'ku aku pinjam poto anaknya yang cantik-cantik itu..heee