Om Swastiyastu.
Selamat berkunjung kembali ke blognya atid. Kali ini aku mau cerita persembahyangan odalan di Parahyangan Agung Jagatkartta Taman Sari Gunung Salak, atau lebih dikenal dengan sebutan Pura Gunung Salak.
Tepat 12 September 2011 kemarin berlangsung Pujawali ke VI di Pura Gunung Salak. Berhubung everyday is saturday buat aku, aku ikut Bapakku ke Pura Dalem untuk bareng-bareng ngiring Pekuluh Pura Dalem dan Pura Segare ke Gunung Salak. Namun sayang, Hyang Widhi berkehendak lain sama aku. Sesampainya di sana, aku datang bulan. Hiks. Jadi cuma mejeng doang, ga ikutan sembahyang.
Tapi ga apa. Ga sembahyang tepat saat odalan, tapi bisa tetep sembahyang di masa-masa odalan. Hari Sabtunya aku dan Ibuku bersama warga tempek sampur, Jakarta Utara, rame-rame menyewa bus untuk berangkat bareng dan sembahyang bareng ke Pura Gunung Salak. Senaaaaangnya... akhirnya aku bisa sembahyang juga di sana. Thank God.
Nih aku mau kasih beberapa poto Pura Gunung Salak,.
Oiya, sekilas aja ya. Kenapa Pura Gunung Salak disebut dengan "Parahyangan Agung Jagatkartta Tamansari Gunung Salak". Klo dari yang aku baca, nama pura yang telah disepakati bernama "Parahyangan Agung Jagatkartta Tamansari Gunung Salak" diambil berdasarkan filosofi penciptaan alam semesta, dimana ketika Ida Sang Hyang Widhi Wasa menciptakan alam semesta serta menurunkan ajaran Sang Hyang Catur Veda; bergelar sebagai Sang Hyang Jagatkartta, (Lontar Widhi Sastra Catur Yuga Gria Aan Kelungkung).
Jawa Barat semasa pemerintahan Prabhu Sri Baduga Maharaja (Raja Siliwangi); agama Veda(Hindu) adalah agama kerajaan artinya, raja dan rakyat Jawa barat memeluk agama Hindu. Jawa Barat sendiri merupakan tempat pertama masuknya ajaran Veda/ agama Hindu di pulau Jawa. Setelah itu menyebar ke Jawa Tengah dan Timur, yang berlanjut hingga ke Bali. Di Jawa Timur juga terdapat penyebaran ajaran Veda (agama Hindu langsung dari India yang terjadi pada kurun waktu berikutnya).
Berdasarkan hal tersebutlah, pura yang berlokasi di lereng Gunung Salak, yang di dalamnya juga terdapat candi sebagai stana Dewa Hyang Prabhu Siliwangi Shri Baduga Maharaja ini diberi nama "Parahyangan Agung Jagatkartta". Wilayah pura ini juga dikenal sebagai desa dan sekaligus kecamatan Tamansari di lereng Gunung Salak. Kemudian kata "Tamansari Gunung Salak" menjadi kesatuan utuh, melekat dengan nama pura. Secara lengkap disebut sebagai
"PARAHYANGAN AGUNG JAGATKARTTA TAMANSARI GUNUNG SALAK".
Parahyangan berarti tempat para Hyang/ Widhi; Agung berarti besar, mulia; Jagat berarti bumi; Kartta berarti lahir, muncul; Tamansari berarti tempat yang indah, dan kebetulan juga merupakan nama kecamtan setempat. Sehingga keseluruhan nama tersebut memiliki makna, "Pura yang berlokasi di tempat indah kecamatan Tamansari Gunung Salak adalah untuk memuliakan Tuhan Yang Maha Agung".
Begitu teman-teman sekilas tentang nama pura yang bagus itu. Oiya, untuk pujawali pura telah disepakati dan ditetapkan pada Purnama Sasih Ketiga. Tentunya dengan berbagai pertimbangan yayasan dan para pengurus pura.
Aku rasa segitu saja informasi yang bisa aku kasih tentang Pura Gunung Salak. Klo mau lebih, bisa dateng langsung ke sana, sekalian sembahnyang atau ngayah mungkin.
Dan tentunya setelah sembahyang aku ga mau melewatkan waktu untuk berpoto di depan Kori Agung.
terima kasih sudah nyimak.